VESCOFART: Intimasi Sebuah Acara Melalui Seni, Kopi, dan Vespa

 In Article, TAT ART SPACE

Mangun Edwin, Hamka, dan Wilman Hermana untuk VESCOFART, The Ambengan Tenten (10/06/22)

Sejak kecil, saya tumbuh dekat dengan kecintaan beberapa anggota keluarga terhadap Vespa. Dulu, Ayah serta Kakek saya adalah seorang kolektor Vespa. Dan yang menarik, komunitas Vespa yang mereka ikuti lantas menjadi keluarga kecil tersendiri untuk saya. Setelah saya dewasa, tentunya ada sentimen tersendiri yang masih melekat dalam ingatan saya ketika berbicara mengenai Vespa.

Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan hadir dalam satu lagi acara yang digelar oleh The Ambengan Tenten dalam rangka memeriahkan Vespa World Days 2020-2022 yang berlangsung di Bali. Tentu saja, saya lantas hadir tanpa tedeng aling-aling. Yang menarik dari acara bertajuk VESCOFART ini, mereka menyatukan banyak kalangan melalui kecintaan mereka yang sama terhadap Vespa. Lintas kalangan yang diundang pun tidak main-main. Salah seorang pemahat kenamaan ibu kota, Wilman Hermana, yang merupakan artis pemahat patung Gatotkaca untuk film laga Jagad Satria Dewa: Gatotkaca (Bramantyo, 2022) pun turut hadir dalam acara hari itu. Tak hanya beliau saja, seorang antusias kopi kenamaan asal Bandung, Mangun Edwin serta seorang seniman lokal Bali kenamaan, Hamka juga turut diundang untuk sekadarnya berbincang bersama.

Wilman Hermana bersama patung Gatotkaca untuk film laga Jagad Satria Dewa: Gatotkaca (Bramantyo, 2022)

Yang saya ketahui, Mangun Edwin beserta kawan-kawan pun melakukan riding bersama dari Bandung hingga Bali. Melihat beberapa cuplikan video perjalanan Mangun ber-Vespa ria dari pulau Jawa hingga pulau Bali membuat saya iri mengingat bagaimana saya pernah ikut serta Ayah dan Kakek untuk Vespa riding yang pernah mereka lakukan dulu. Pada hari acara VESCOFART berlangsung, Mangun pun mengambil alih bar Argos Specialita dengan 16 varian biji kopinya yang dibawa langsung dari Bandung. Ia membagikan kopi-kopi racikannya ini secara cuma-cuma dengan harapan dapat memeriahkan acara ini. Selain itu, Hamka pun membuka lapak melukisnya untuk siapa pun yang ingin melukis bersama hari itu. Di lain sudut The Ambengan Tenten, tempat ini pun berkesempatan untuk memamerkan pahatan Gatotkaca karya Wilman di area TAT Art Space.

Mangun Edwin meracik biji kopi yang dibawanya dari Bandung (Jum, 10/06/22)

Live painting bersama Hamka; mewarnai aksesoris motor Vespa (Jum, 10/06/22)

 

Sore itu, semua orang berkumpul sembari melukis dan meracik kopi bersama. Saya tidak melihat adanya kesenjangan apa pun walau mereka memiliki hobi yang berbeda. Toh, tiap-tiap orang yang datang tetap memiliki kecintaan yang sama terhadap Vespa. Begitu pun saya, ada sentimen tersendiri yang berhasil menarik saya untuk datang hari itu. Tak sampai di situ saja, seorang DJ kaset, Ferrite Head—yang ternyata juga pecinta Vespa—turut memeriahkan sore kami yang menyenangkan. Dengan musik-musik disko 90-an, ada sepercik ingatan masa muda yang menambah kehangatan acara sore itu.

Saya tak akan memungkiri bahwa The Ambengan Tenten berhasil menarik beberapa hati untuk tinggal lebih lama. Melalui VESCOFART, saya rasa semua setuju bahwa seni dan Vespa berhasil menciptakan intimasinya tersendiri. Di lain kesempatan nanti, saya ingin melihat intimasi serupa dari tempat ini.

whatsapp Rent Office Space
whatsapp Rent Office Space