5 Kebiasaan Baik Untuk Lebih Produktif
Katanya, manusia membutuhkan waktu 21 hari lamanya untuk membangun sebuah kebiasaan baru. Fakta trivia ini saya temukan semasa pandemi baru saja melanda. Terlebih di saat semua orang harus berhenti sejenak dari segala kesibukan dunia dan dipaksa menetap di satu tempat yang sama untuk waktu yang lama, saya rasa kita semua setuju bahwa ada banyak perubahan yang harus kita lakukan demi menjaga kebiasaan-kebiasaan produktif yang telah kita punya sebelum pandemi melanda. Dari sana, saya belajar untuk lebih memaksimalkan waktu berlebih yang sempat saya punya menjadi hal-hal yang lebih bermanfaat guna tetap menjaga kewarasan otak saya.
Tentunya, semua orang punya cara-cara sederhana versi mereka. Tapi kalau kalian bertanya versi saya, berikut cara saya:
Bernapas dengan Tenang Setiap Bangun Pagi
Saya mengerti bahwa bernapas adalah hal esensial dalam berkehidupan. Namun ketika kegiatan semakin menumpuk dan setiap kita dikejar waktu, kebanyakan dari kita selalu lupa untuk bernapas. Menarik napas yang dalam setiap pagi adalah cara sederhana untuk memulai hari yang panjang. Terlebih setelah semuanya terhenti karena pandemi dan keterbiasaan manusia akan hiruk pikuk yang serba cepat, tentunya hari-hari akan terasa lebih panjang. Kita lupa bagaimana caranya berfungsi dan mengambil kendali atas hidup ini.
Jadi apabila kamu sedang membaca tulisan yang satu ini, tolong bernapaslah dengan lebih tenang.
Buat Ceklis Kegiatan Harian
Untuk banyak orang, saya paham membuat ceklis bukanlah sebuah kebiasaan yang bisa diaplikasikan dalam semalam. Tapi menurut saya, kebiasaan menuliskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam satu hari adalah sebuah cara kita untuk tetap waras menjalani hari-hari semasa pandemi—terlebih dengan banyaknya pertemuan daring yang kita lakukan. Bukan masalah besar apabila kita tidak bisa mengerjakan semua ceklis yang ada. Setidaknya, kita bisa melihat progres apa saja yang telah kita lakukan dalam satu hari yang ada.
Ambil Waktu Istirahat di Setiap Sela Online Meeting
Pandemi membuat kita belajar untuk lebih menghargai waktu untuk diri sendiri. Ketika pada awal masanya semua kegiatan daring yang dilakukan terasa menyenangkan, lambat laun semua langkah terasa seperti sebuah obligasi. Keharusan untuk melakukan ini dan itu dalam satu waktu yang bersamaan membuat tiap-tiap kita lupa untuk menghargai waktu itu sendiri. Teknologi yang ada tentu mempermudah segalanya. Tapi kita hanyalah manusia yang tetap membutuhkan jeda. Dan menurut saya, manusiawi rasanya untuk mengambil waktu istirahat di setiap sela pertemuan daring yang kita punya.
Singkirkan Segala Distraksi
Matikan handphone-mu. Kunci pintu kamarmu. Distraksi memang bisa datang dari mana saja. Tapi saya rasa distraksi lebih sering datang dari diri sendiri. Apabila kita bisa meminimalisir segala bentuk distraksi, saya rasa semua bisa berjalan dengan sebagaimana seharusnya. Bernapaslah sekali lagi untuk mengembalikan seisi tubuhmu ke detik ini.
Tulis Bagaimana Harimu di Setiap Akhir Hari
Journaling adalah sebuah kebiasaan baru yang saya lakukan setelah pandemi. Setelah kebiasaan bertemu teman yang harus diminimalisir karena pandemi, menulis menjadi satu-satunya cara terbaik untuk menjaga kewarasan. Menurut saya, journaling mampu memberikan kita perspektif lain jangka panjang. Dengan cara ini, kita bisa melihat banyaknya progres yang telah kita buat.
Entah sampai kapan pandemi ini akan berlangsung, saya rasa yang bisa kita lakukan hari ini ialah terus menjalaninya saja. Setidaknya, dunia sedang memberikan kita jeda untuk lebih menghargai diri sendiri setelah sederet kebiasaan yang membuat kita harus bisa serba-cepat. Besok lusa, apabila pandemi sudah tidak ada, semoga kebiasaan-kebiasaan baik yang kita bangun selama work from home tetap bisa kita pertahankan. Dan semoga saja, produktivitas kita tidak akan berubah seiring berjalannya waktu.